Wakilrakyat.co, Politik – Caleg DPRD Provinsi Gorontalo dari Partai Nasdem Mikson Yapanto akhirnya merespon isu dugaan money politik yang dilakukan oleh dirinya.

Nuranda Poha selaku ketua Tim Pemenangan Mikson Yapanto menjelaskan, bahwa perhelatan PSU sudah selesai, namun nama Mikson mulai dibicarakan soal isu dugaan money politik.

“Sudah beredar di media publik maupun media sosial terkait dengan video tersebut. Hal ini tentu sudah diatensi oleh Bawaslu, makanya persoalan apakah ada yang melanggar dalam kerja-kerja politik yang dilakukan silahkan diproses oleh Bawaslu,” jelas Nanda.

Namun, kata Nanda, bahwa tim MY Center tidak akan tinggal diam. Karena, setelah dilakukan kajian secara internal pihaknya mendapatkan ada tuduhan atau fitnah di lapangan yang beredar.

“Sehingga, ini yang menjadi pegangan di internal yang akan kami bawa untuk dilaporkan kepada pihak yang berwajib sebagai bentuk pencemaran nama baik,” kata Nanda.

Tidak sampai disitu, Nanda mengungkapkan bahwa oknum yang mengambil video tersebut diduga merupakan anak dari salah satu Caleg DPRD Provinsi dari Partai Perindo.

“Sehingga, pegangan atau bukti ini sudah kuat. Bisa jadi ada oknum-oknum politik yang coba menunggangi hal ini, sehingga dengan cara apapun mereka ingin melemahkan ketangguhan kaka Mikson Yapanto,” ungkap Nanda.

“Di PSU kemarin semuanya adalah pembuktian dengan modal yang seimbang. Maka, yang dipertaruhkan adalah kualitas dan ketokohan. Dan kaka Mikson mampu bertarung dengan elegan dan fair,” sambungnya.

Nanda menambahkan, terkait siapa yang menunggangi, ada kemungkinannya pihak internal atau eksternal yang mencoba memanfaatkan isu dugaan money politik tersebut. Namun, pihaknya tak ingin asal menuduh.

“Ini bicara soal politik, kita tidak tahu di internal atau di eksternal, kita tidak bisa menghindari serangan-serangan itu. Kita tidak mau akan menuduh salah satu orang. Karena memang kajian-kajian yang kami lakukan adalah hanya soal yang mengambil video tersebut, karena kami mendapatkan, bahwa itu anak dari salah satu caleg provinsi juga dari Partai Perindo,” tutur Nanda.

“Bisa jadi kesimpulan awal kami ini adalah sebuah intrik atau sengaja didesign oleh untuk melemahkan Mikson Yapanto. Karena memang orang yang mengambil video ini itu sangat diduga kuat anak dari Caleg Provinsi. Cuma kan kami tidak pegang kartu keluarga apa semua. Makanya, kami tidak bisa langsung mengambil kesimpulan bahwa itu adalah A1 langsung dari struktur keluarganya. Intinya akan melapor balik sebagai bentuk pencemaran nama baik,” tutup Nanda.

wakilrakyat.co, Boalemo – Dugaan money politik dilakukan oleh oknum caleg Partai Nasdem berinisial Mikson Yapanto pada PSU DPRD Provinsi Dapil Gorontalo 6 yang dilaporkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Provinsi Gorontalo ke Bawaslu Boalemo terus bergulir

Betapa tidak, saat BEM Gorontalo melakukan penelusuran ke wilayah yang diduga terjadi money politik tersebut. BEM Gorontalo mendapatkan informasi bahwa pembuat vidio dan pengirim vidio disinyalir mendapat intimidasi/ancaman dari tim pemenangan caleg tersebut.

“Jadi, saat kami turun kelapangan untuk mencari data, kami disambut baik oleh warga setempat. Bahkan kami mendapat informasi bahwa sudah ada intimidasi terhadap pembuat vidio dan pengirim vidio,” ucap Farel.

Selain itu, Koordinator Bidang Politik dan Demokrasi BEM Provinsi Gorontalo, Farel Novriyanto W. Kahar mengatakan, pihaknya sudah melakukan perbaikan kelengkapan syarat materil laporan, sebagaimana surat dari Bawaslu Boalemo Nomor 374/PP.02/K/GO-01/7/2024.

“Terimakasih rekan-rekan media, sebelumnya laporan kami di Bawaslu Boalemo terkait dugaan money politik ini dinyatakan memenuhi syarat formal, melalui kajian awal mereka,” kata Farel, (19/7/2024).

Farel juga meminta kepada Bawaslu Kabupaten Boalemo agar kiranya untuk dapat melindungi masyarakat yang menjadi saksi kunci pada dugaan tindak pidana pemilu money politik yang diduga dilakukan oleh caleg Partai Nasdem tersebut.

“Kami meminta kepada Bawaslu agar melindungi terkait nama-nama yang akan menjadi saksi kedepan. Saat ini sudah berbagai ancaman yang mereka dapat,” ungkapnya.

“Mohon dilindungi itu warga. Soal kami BEM Gorontalo tak perlu dilindungi, karena demi mewujudkan demokrasi yang berkualitas, jangankan darah, nyawa akan kami pertaruhkan,” sambung Farel.

Terakhit Farel berharap laporan dugaan money politik ini mendapatkan perhatian lebih, baik Bawaslu di tingkat provinsi dan Kabupaten Boalemo, mengingat praktik politik uang merupakan kejahatan demokrasi.

“Kami ingin sampaikan bahwa kasus ini sudah menjadi atensi publik, eksistensi Bawaslu Boalemo dipertaruhkan. Jika kemudian ada kejanggalan dalam penanganan laporan ini, maka kami tidak segan-segan melaporkan Bawaslu Boalemo ke DKPP, untuk itu Bawaslu jangan main-main. Mengingat seluruh kelengkapan laporan yang diminta telah kami penuhi,” tandas Farel.