KOMPAS.com – Kasus Munir kembali menjadi perbincangan selepas hacker Bjorka menggemparkan warganet di media sosial Twitter karena mengunggah dokumen tentang sosok yang disebutnya sebagai pembunuh Munir. Dia mengklaim, berhasil mengungkap data siapa saja dalang pembunuhan aktivis Munir. “Ya saya tahu kalian telah menunggu ini. Jadi siapa yang membunuh orang baik ini (Munir)?” tulis @bjorkanism dalam unggahannya, Minggu (11/9/2022). Kasus pembunuhan Munir yang hingga saat ini masih meninggalkan misteri itu kembali menyita perhatian warganet. Bahkan, hingga Minggu (11/9/2022) pagi, unggahan tersebut telah dikomentari lebih dari 1.000 warganet, dibagikan oleh 14.600 akun, dan disukai 26.400 pengguna. Lantas, bagaimana kronologi kasus pembunuhan Munir?
Kronologi kasus kematian Munir Tahun ini, tepat 18 tahun kasus Munir. Pembunuhan terhadap aktivis Munir Said Thalib tersebut terjadi pada 7 September 2022. Dikutip dari Kompas.com (2021), kejadian itu bermula pada Senin, 6 September 2004 pukul 21.55 WIB. Saat itu, Munir akan bertolak dari Jakarta menuju Belanda untuk melanjutkan pendidikannya. Ia menaiki pesawat dengan nomor penerbangan GA-974 dan sempat transit di Bandara Changi, Singapura. Dalam perjalanan tersebut, Munir sempat merasakan sakit perut usai meneguk segelas jus jeruk.
Menurut Harian Kompas (2004), seorang saksi menuturkan bahwa Munir sempat beberapa kali ke toilet. Ia bahkan mendapat pertolongan dari salah satu penumpang pesawat yang berprofesi sebagai dokter. Nahas, Munir dinyatakan meninggal pada ketinggian 40.000 kaki di atas tanah Rumania tepat pada 7 September 2022, pukul 08.10 waktu setempat.
Meninggal karena diracun Jenazah Munir baru diturunkan usai keamanan setempat melakukan proses pemeriksaan selama 20 menit setelah pesawat mendarat di Belanda. Pada 12 September 2004, Munir dimakamkan di kota kelahirannya, Batu, Malang. Diberitakan oleh Harian Kompas, 13 September 2022, Institut Forensik Belanda (NFI) mengungkapkan adanya senyawa arsenik di tubuh Munir. NFI menyimpulkan bahwa Munir meninggal dunia karena diracun dengan arsenikum.
Penyelidikan kasus Munir Hingga saat ini, kasus Munir belum sepenuhnya berhasil terkuak. Meskipun pada 19 Maret 2005 tim penyidik Mabes Polri menetapkan pilot Garuda Indonesia Pollycarpus Budihari Priyanto sebagai tersangka, namun hal ini tidak membuat kasus Munir murni selesai. Selain Pollycarpus Budihari Priyanto, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Indra Setiawan dan Sekretaris Chief Pilot Airbus 330 PT Garuda Indonesia Rohainil Aini juga terseret dalam kasus ini. Bahkan, Kejaksaan juga mendakwa mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Muchdi Purwopranjono sebagai penganjur dalam pembunuhan Munir. Namun majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonisnya bebas. Putusan itu juga diperkuat oleh Mahkamah Agung.
Penyelidikan kasus Munir Hingga saat ini, kasus Munir belum sepenuhnya berhasil terkuak. Meskipun pada 19 Maret 2005 tim penyidik Mabes Polri menetapkan pilot Garuda Indonesia Pollycarpus Budihari Priyanto sebagai tersangka, namun hal ini tidak membuat kasus Munir murni selesai. Selain Pollycarpus Budihari Priyanto, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Indra Setiawan dan Sekretaris Chief Pilot Airbus 330 PT Garuda Indonesia Rohainil Aini juga terseret dalam kasus ini. Bahkan, Kejaksaan juga mendakwa mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Muchdi Purwopranjono sebagai penganjur dalam pembunuhan Munir. Namun majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonisnya bebas. Putusan itu juga diperkuat oleh Mahkamah Agung.
Dalang belum terkuak 18 tahun kasus Munir, dalang di balik peristiwa pembunuhan itu belum juga terungkap. Kasus ini juga tidak termasuk sebagai pelanggaran HAM berat sehingga terancam kedaluwarsa. Masih dikutip dari laman yang sama, Direktur Imparsial Gufron Mabruri mengatakan bahwa selama ini kasus Munir hanya diproses sebagai pidana pembunuhan biasa.