Wakilrakyat.co, GORONTALO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo merilis pada bulan Januari 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 4,4 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 101,98 pada Januari menjadi 106,47 pada Januari 2024.
Berbeda dengan rilis bulan-bulan sebelumnya, pada rilis kali ini BPS Provinsi Gorontalo menghadirkan Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, yang diwakili Asisten dua Provinsi Gorontalo Handayo Sugiharto, dan didampingi Kepala Dinas Kominfo tik, Refli Katili. Provinsi Gorontalo sebagai Daerah dengan angka inflasi bulanan terendah di Indonesia. Januari 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, perkembangan harga di Provinsi Gorontalo mengalami inflasi senilai -0,91 persen, atau mengalami deflasi. Dalam kurun waktu Januari 2024, harga-harga kebutuhan masyarakat pada umumnya mengalami penurunan dibanding Desember 2023.
BPS Provinsi Gorontalo mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2024 jauh lebih rendah dari IHK Desember 2023. Di mana IHK Januari 2024 senilai 107,45 dan Desember 2023 senilai 107,45.
“Sementara tingkat inflasi m-to-m dan tingkat inflasi y-to-d masing-masing sebesar -0,91 persen dan -0,91 persen, angka inflasi kita ini terendah se Indonesia,” kata Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, Kamis (01/02/2024).
Dikatakan, hal ini dipicu oleh harga cabe rawit yang mengalami penurunan dibandingkan akhir tahun 2023 yang harganya terbilang tinggi.
“Deflasi 0,91 persen bulanan itu, jauh lebih rendah dari inflasi bulanan nasional (0,4 persen),” ungkap Kepala BPS Prov. Gorontalo Mukhamad Mukhanif.
Lebih lanjut Hanief menerangkan, kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau, masih menjadi kelompok komoditi yang memberikan sumbangan/andil terbesar pada terjadinya deflasi 0,91 persen itu. Sumbangan kelompok pengeluaran ini terhadap deflasi di Provinsi Gorontalo senilai 0.88 persen, dengan deflasi senilai 2,38 persen.
Cabai rawit sebagai salah satu komoditas utama di Gorontalo, kali ini kembali memberikan andil terbesar terjadinya deflasi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Andilnya senilai 1,56 persen. Menyusul angkutan udara senilai 0,09 persen.
Sementara itu dilihat pada inflasi tahunan (yoy) di Provinsi Gorontalo senilai 4,4 persen, Komoditas makanan seperti beras (1,45 persen), bawang merah (0,60 persen), tomat (0,43 persen), cabai rawit (0,30 persen), dan sigaret kretek mesin (0,19 persen), masih menjadi lima tertinggi penyumbang inflasi tahunan di Gorontalo.
“Harga cabai rawit yang sekarang sangat murah dan dijual di jalan-jalan dengan harga murah, sebenarnya masih lebih tinggi harganya dibanding Januari 2023,” jelas Mukhamad Mukhanif.