WakilRakyat, Gorontalo – International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional sering dilakukan oleh perempuan, baik didaerah hingga sampai ke pusat, Aksi ini tak lain dilakukan untuk memberikan hak-hak perempuan yang ada di seluruh Indonesia.
Di Provinsi Gorontalo sendiri, (Rabu, 08/03/23) Hari Perempuan Internasional diperingati oleh Aliansi Perempuan Merdeka, dimana berbagai macam organisasi extra juga turut memberikan kontribusi.
Dalam pantauan Wakil rakyat pukul 14. 20 Wita Massa aksi yang terdiri dari Aliansi Perempuan Merdeka mulai menduduki bundaran HI Kota Gorontalo.
Orasi demi orasi tuntutan terus dilakukan, oleh orator melalui sound system, hingga berjalan aman.
Pada pukul 17.46 Wita jelang sholat magrib, Massa aksi mulai membakar ban, Guna untuk menambah semangat,hingga bendera berbagai macam organisasi dikibarkan.
Akan tetapi, dalam aksi tersebut, sempat bersitegang. Pasalnya, pihak kepolisian melalui KBO Polresta Kota Gorontalo, Kompol Suharjo sudah mengingat kepada masa aksi berdasarkan Peraturan Kapolri No 9 tahun 2008 Aksi Demonstrasi bisa dilakukan hanya sampai dengan pukul 18.00 Wib.
” Saya sampaikan kepada adik-adik mahasiswa, Sesuai peraturan Kapolri No 9 tahun 2008, Aksi hanya bisa dilakukan sampai dengan pukul 18.00 Wita,” Ujar Kompol Suharjo.
“Silakan Adik-adik bisa membubarkan diri dengar tertib, Jika tidak, kami bisa membubarkan adik-adik sekarang juga,” Terang Kompol Suharjo.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Kompol Suharjo, Massa aksi tetap terus menyuarakan aspirasi menggunakan megafon,sampai aksi dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian sampai ricuh.
Sementara itu, Koordinator lapangan Istiana Iyou sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh pihak keamanan kepolisian, pasalnya momentum Hari Perempuan Internasional adalah momen dimana para perempuan di seluruh Indonesia ingin menyuarakan aspirasi isu-isu tentang keperempuanan.
” Unjuk rasa ini diadakan untuk memperjuangkan hak dan kepentingan perempuan, serta mengekspresikan pendapat mereka tentang isu-isu yang mereka anggap penting, ungkap Koordinator lapangan, Istiana Iyou
” Namun sayangnya, unjuk rasa ini dihadapkan pada keputusan yang mengguncangkan, yaitu dibubarkannya unjuk rasa oleh pihak keamanan Polresta Gorontalo Kota,” tegas Istiana. Dikutip dari Maklumat.id
Diketahui sebelumnya dalam isu tuntutan International Women’s Day tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Berikan pendidikan gratis, ilmiah dan tidak diskriminatif terhadap kaum perempuan
2. Hapuskan Budaya Ptriarki
3. Sahkan RUU PPRT
4. Tolak RKUHP baru
5. Tolak PERPU cipta kerja
6. Laksanakan PERPU TPSK sesuai dengan harapan perlindungan terhadap kaum perempuan
7. Hapuskan diskriminasi hak-hak bagi perempuan di tanah Papua
8. Stop perundungan anak dan perempuan
Penulis : Fai