Wakilrakyat.co, GORONTALO – Jabatan bukanlah sesuatu yang abadi dan kekal berada di pundak seseorang. Apalagi jabatan politik yang itu dari rakyat, kapan saja dan bisa siapa saja akan mendapatkan dan dipercayakan untuk melanjutkannya.
Dalam jabatan politik, sekiranya yang akan menjadi kekal dalam ingatan masyarakat ialah seberapa besar kontribusinya dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh rakyat, dan mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan. Ketegasan dan keberaniannya mendobrak perubahan, ditambah kesantunan dalam politik dan ketenangan melihat berbagai persoalan, menjadi ciri utama kepribadiannya. Dialah Adhan Dambea.
Sepanjang hari itu, ribuan rakyat datang berkumpul di tempat yang sama, kantor Wali Kota menjadi saksi ribuan masyarakat berkumpul. Mereka datang untuk memberikan kesaksian secara nyata atas dilepaskannya jabatan seorang walikota oleh sang lokomotif perubahan kota Gorontalo yang mereka cintai itu. Beragam manusia, dengan beragam pangkat, jabatan, mulai dari pegawai masyarakat kantor, anggota DPR, para politisi, ketua-ketua partai, Kantor, pemerhati anti korupsi, abang bentor, dan menengadah pedagang kaki lima, hingga segmen tertentu berdatangan penuh haru bergemuruh menyuarakan teriakan-teriakan dukungan.
Orang-orang yang hadir itu bukan hanya sudoku normal beragama islam, melainkan juga ada beberapa pemuka agama lain ikut hadir bersama. Kedatangan mereka dengan satu tujuan untuk memberikan apresiasi atas dedikasi seorang walikota yang telah banyak memberi ruang-ruang terbuka untuk bisa berdiskusi dan bisa membawa cita-cita mereka menuju kesejahteraan. untuk berbagai warna kulit dan ukuran badan turut menyelimuti halaman kantor walikota hari itu, kebisingan serta tangisan bergemuruh untuk memberikan apresiasi dan dukungan kepada sang lokomotif kota Gorontalo. Hampir tidak ada pojok halaman yang tidak tertutupi oleh masyarakat yang hadir saat itu. Orang-orang terharu dan dan hentakan keras teriakan dilontarkan ketika itu. “Allahu Akbar” pun Itulah suasana hari terakhir masa jabatan periode pertama Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea Pemilik ketegasan dan keberanian tanpa tanding, sekaligus pemberi solusi tanpa tendensi dari kepentingan apapun. Saat itu, pada tanggal 11 juni 2013, ribuan masyarakat berdesak-desakkan 11 juni menyaksikan hari terakhir masa jabatan walikota yang diberikan oleh rakyat itu. Rakyat hadir sebagai orang yang telah mempercayakan Adhan Dambea untuk mengurusi rumah tangga kota Gorontalo, ditangan Adhan Dambea rakyat mempercayakan untuk mengurus rumah tangga kota Gorontalo agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Orang-orang yang hadir hari itu ialah orang yang telah banyak mendengar visi dan misi pembangunan kota Gorontalo, orang yang hadir itu, ialah orang yang pernah tidak tahu baca tulis Al- Qur’an, orang yang hadir itu ialah orang-orang yang teraniaya oleh kepentingan sesaat dari pemimpin- pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Hari itu, mereka hadir untuk melepaskan jabatan yang mereka berikan kepada orang yang mereka percaya dalam membawa amanah mereka, Adhan menjadi ikon perubahan kota Gorontalo, Adhan orang yang telah memberikan mereka pencerahan tentang pentingnya beragama.
Mereka ingin melihat dan mendengar langsung pidato pertanggungjawaban selama menjabat walikota, mereka ingin kembali memberikan dukungan kepada Adhan Dambea untuk bisa memimpin lagi daerah kota Gorontalo. Raut wajah, tangisan serta teriakan mereka menandakan mereka merindukan sosok itu.
Adhan Dambea naik ke atas podium, bersuara dan melontarkan kalimat “Jabatan ini milik rakyat, jabatan ini dari rakyat, semua yang saya lakukan atas kepercayaan rakyat, maka perkenankan saya mempersilahkan rakyat juga yang melepas seluruh apa yang melekat dibaju dinas walikota ini.”
Rasa haru menyelimuti suasana hari itu, tangisan masyarakat seakan tidak merelakan sang lokomotif perubahan itu melepas jabatannya. Dengan diiringi tangisan dan teriakan “Allahuakbar”, sang pemimpin idaman mereka telah melepaskan jabatan walikotanya, sang pemikir, sang pembaharu yang sepanjang jabatannya penuh kontroversi. Dan kita, tidak lagi mendengar pidato walikota, tidak lagi mendengar ide gagasan dan lontaran pemikiran yang
kesejahteraan rakyat. Tidak ada lagi walikota yang kesehariannya dilakukan unda kepentingan rakyat, tidak ada lagi santunan sapaan dari walikota idaman rakyat. Hari itu juga, keresahan masyarakat tentang keadaan pemerintahan kota dirasakan, Gorontalo kebimbangan untuk mempercayakan orang lain memimpin kian tak memberi kepastian. Mereka semua masih ingin mempercayakan Adhan Dambea untuk melanjutkan periode keduanya untuk memimpin kota Gorontalo. Meski demikian, tentu tidak berarti seorang Adhan Dambea sama sekali tidak memiliki cacat dan kekurangan selama menjabat.
Adhan Dambea juga manusia biasa yang diciptakan oleh sang maha pencipta. Hanya saja, kekurangan tersebut tertutupi oleh sekian banyak program-program unggulan yang la kerjakan untuk rakyat Gorontalo. Ide dan gagasan yang dituangkan dalam program mampu menutupi kesalahan- kesalahan selama pemerintahannya, selama ini ia mampu menyadarkan banyak kelompok umat untuk kembali kejalan yang benar dan menjalankan syariat agama.
Penulis : Ardi Wiranata Arsyad