Wakilrakyat.co, Parawisata, Kabupaten Gorontalo – Complicate, alias sempurna! Itulah, kesimpulan yang tepat, menggambarkan keseluruhan hasil dari kegiatan #KadinTALK Kepariwisataan, yang digelar Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Gorontalo di obyek wisata religius Bubohu, desa Bongo kecamatan Batudaa Pantai, kabupaten Gorontalo, Sabtu (18/11).
Dimana, kesempurnaan dari kegiatan yang mengusung tema ‘Pengembangan Destinasi Wisata Religius Bubohu dengan Pendekatan Pentahelix’ itu, dikarenakan satu sama lain dari para stakeholder atau pemangku kepentingan, lintas unsur dan instansi terkait yang hadir pada kegiatan dialog publik tersebut, saling mengisi dan melengkapi, apa yang menjadi kebutuhan dalam upaya bersama mengembangkan dan memajukan sektor kepariwisataan di provinsi Gorontalo, seperti di obyek wisata religius Bubohu di desa Bongo. Terlebih obyek wisata tersebut, pada tahun 2022 kemarin, berhasil meraih desa wisata religius terbaik kedua nasional, dari pemerintah pusat, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Yang dari predikat tersebut, diakui oleh pengelola wisata religius Bubohu, menjadi cambuk tersendiri, untuk kembali lebih menghidupkan obyek wisata yang dirintis pendirinya, (alm) Yosep Tahir Ma’ruf (YOTAMA). “Alhamdulillah, dalam satu-dua tahun ini, obyek wisata religius Bubohu, dihidupkan kembali. Olehnya, dari kegiatan #KadinTALK Kepariwisataan yang digelar KADIN provinsi Gorontalo di tempat ini, beroleh beragam masukan, saran, hingga solusi bila ada kendala yang dihadapi,” harap Wakil Ketua Umum (WKU) Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif KADIN Provinsi Gorontalo, Andhika Ma’ruf, yang juga sebagai tokoh masyarakat setempat, saat mengawali pengantar kata, sebagai narasumber pada kegiatan yang dimoderatori oleh WKU bidang Pendidikan, Riset, Vokasi dan Industri Olahraga, DR. Salma Rivani Luawo tersebut.
Alhasil, selaras dengan tema yang diusung, yakni pengembangan kepariwisataan dengan pendekatan Penthahelix atau menggabungkan 5 (lima) unsur stakeholder pariwisata yakni, dari Academician (akademisi), Business (Bisnis/Pelaku Usaha), Community (Komunitas), Goverment (Pemerintah) dan Media (Publikasi Media) itu, maka turut terakomodir pula, hal-hal atau peningkatan infrastruktur yang dibutuhkan di wisata religius Bubohu.
Seperti dari perwakilan akademisi, yang dihadiri narasumber dari Universitas Bina Mandiri (UBM), serta para guru dari SMK Pariwisata. Dimana, pihak UBM menjamin, pihaknya siap berkolaborasi dalam menelurkan hal-hal apa saja dari dunia pendidikan, yang dibutuhkan untuk pengembangan wisata religius Bubohu. “Memang, dukungan kami (UBM) bukan dalam bentuk anggaran. Namun kami mempunyai lintas jaringan di dunia pendidikan, untuk siap kami koordinasikan dalam mendukung pengembangan wisata religius Bubohu.” ujar Wiliam, Wakil Rektor bidang Akademik dari UBM.
Bahkan, dari pihak SMK Pariwisata, kian melengkapi-nya, dengan menandaskan bahwa banyak lulusan, maupun siswa aktif di SMK Pariwisata, yang handal dalam menguasai lebih dari 3 (tiga) bahasa di dunia, sebagai guide atau pemandu wisata, bagi wisatawan mancanegara. “Penting pula, dari KADIN provinsi, membuat semacam pelatihan, dengan mendatangkan mereka yang sudah berpengalaman menangani destinasi wisata, seperti dari Bali dan NTB ke Gorontalo. Untuk kita para stakeholder, menimba ilmu, meniru mengembangkannya di Gorontalo,” saran dari pihak SMK Pariwisata.
Ada juga dari pelaku usaha di bidang kuliner, Elen Said, yang menawarkan, bahwa untuk lebih menghidupkan wisata religius Bubohu, pihaknya siap menggalang kerjasama dengan berbagai pelaku usaha kuliner. Untuk menyajikan beragam kuliner dijajakan disekitar kawasan wisata religius Bubohu. “Tidak terkecuali, untuk sajian yang khas kedaerahan asal Gorontalo. Sebagai ikonik dari daerah kita sendiri. Kami siap bekerjasama,” Sahut Elen.
Lebih menarik lagi, dukungan dari unsur pemerintah, seperti Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Ariyanto Husain, dan Irwan Halid dari L2 DIKTI. Kedua-nya senada dan sepakat, untuk memberi dukungan pada pengembangan wisata religius. “Harus ada kelembagaan, siapa berbuat apa? Dan potensi masyarakat setempat, harap turut dikembangkan. Seperti UMKM, dan sebagainya. Kami (Dinas Pariwisata) siap berkolaborasi,” jamin Ariyanto. “Kekhasan dari Bubohu sendiri, jangan dilupakan. Seperti aroma dan sesajian yang khas, ketika orang berkunjung ke Bubohu. Sehingga, bisa diingat dan dikenal, aneka kekhasan seperti itu, hanya ada di Bubohu ini,” timpal Irwan Halid, pada kegiatan yang diawali suguhan tarian Langga – beladiri khas Gorontalo tersebut.
Sementara itu, dari warga setempat dan pengelola wisata religius Bubohu sendiri, sangat bersyukur #KadinTALK kepariwisataan digelar di Bubohu. Dengan harapan, tidak hanya dalam diskusi semata, namun beroleh realisasi-nya. Karena, turut berkembang di akhir kegiatan tersebut, seperti dari pegiat kepariwisataan lainnya, bernama Kampung Cumi, menginginkan #KadinTALK kepariwisataan dapat digelar di wilayah mereka. “Untuk memberi edukasi kepada masyarakat, bahwa mengkonsumsi cumi, tidak selamanya benar, rentan mendatangkan penyakit,” Harap mereka.
Pada akhir kegiatannya sendiri, moderator DR. Rini – sapaan akrab Salma Rivani Luawo, sangat mengapresiasi, begitu beragam dan banyaknya masukan, solusi, hingga sinergitas yang terjalin dalam #KadinTALK Kepariwisataan itu.
“Insya Allah, sebagaimana yang menjadi komitmen kami (KADIN) dari setiap kegiatan #KadinTALK seperti di bidang Kepariwisataan ini, akan kami susun menjadi referensi dan rekomendasi. Baik untuk kami sendiri di KADIN provinsi Gorontalo, unsur pemerintah, dan lintas mitra kerja di jaringan KADIN. Dengan harapan, beroleh dukungan dan doa restu dari kita semua, dapat ditindaklanjuti realisasi-nya,” terang DR. Rini, yang diamini segenap jajaran KADIN, unsur stakeholder dan masyarakat setempat yang hadir pada kegiatan tersebut. (kominfo Kadin)