Wakilrakyat.co, POHUWATO- Ketua Kesatuan Pelajar Mahasiswa Popayato (KPMP) Kabupaten Pohuwato Rifandi menilai, Bupati Saipul A. Mbuinga pernah gagal saat menjabat Bupati Pohuwato. Akan tetap, masih ingin mencalonkan dirinya sebagai Kepala Daerah.
Berangkat dari pada kondisi sosial masyarakat serta dinamika politik di kabupaten Pohuwato Kata Rifandi, lima (5) tahun silam di bawah kepemimpinan SMS, yang bisa dibilang sangat baik dalam mencatatkan sejarah kelam yakni, meluapnya amarah masyarakat kepada pemerintah sampai berujung pada pembakaran kantor Bupati.
“Tak perlu panjang lebar ini satu bukti nyata kegagalan pemerintah daerah Pohuwato dalam mengambil kebijakan dan mensejahterakan masyarakatnya. Siapa yang patut disalahkan dan yang harus bertanggung jawab?? Tentu adalah kepala Daerah nya,” Katanya. Sabtu,31/08/24.
Rifandi mengatakan, semua masyarakat Pohuwato tentunya sangat menantikan momentum pilkada ini untuk menentukan siapa pemimpin daerah kedepannya.
“Pemilihan kepala Daerah tentunya menjadi momentum yang sangat dinantikan oleh banyaknya masyarakat, khususnya masyarakat Pohuwato,” Ujarnya.
“Dimana dalam momentum ini, masyarakat diberikan satu kebebasan untuk menentukan pilihan masing-masing berdasarkan penilaian yang rasional serta berdasarkan hati nurani,” Sambungnya.
Menurut Rifandi,Pilkada adalah ajang bagi partai politik untuk mengadu visi dan misi calon kepala daerah. Ini bukan hanya soal kegagalan partai politik mengusung calon berarti mereka gagal merumuskan kebijakan yang relevan untuk daerah Pohuwato. Idealnya, Pilkada adalah tempat untuk beradu visi dan misi serta program yang dapat diambil oleh pejabat publik.
“Saya melihat semacam ada ketakutan untuk melawan kelompok penguasa dan kekhawatiran untuk kalah dan bisa jadi sudah tersandera,” Kata Rifandi kembali.
“Pilkada seharusnya memberikan pilihan atau opsi-opsi rasional kepada masyarakat untuk memilih calon pejabat publik terbaik. Namun, ketika hanya ada satu calon yang hanya melawan kotak kosong ataupun jika berikan nya lawan yang sudah pasti hanya sebagai pion dari kelompok yang gila serta haus akan kekuasaan agar supaya terlihat punya lawan tanding dalam pilkada kali ini yang pada dasarnya sudah di desain sedemikian rupa,” Jelasnya.
“Kami selaku organisasi Paguyuban Kesatuan pelajaran mahasiswa popayato (KPMP) yang menaungi 3 kecamatan yakni kecamatan popayato barat, popayato timur, popayato induk Sangat menyayangkan atas dinamika politik di Pohuwato hari ini yang menghilangkan hak serta tidak memberikan alternatif pilihan masyarakat Pohuwato untuk menentukan pemimpin Daerah (bupati/wakil bupati),” Pungkasnya.
Terakhir, tentunya hal ini menjadi perhatian kolektif kami Kpmp dan kelompok-kelompok masyarakat yang siap berjuang bersama dalam menentukan langkah-langkah kedepan yang akan kami ambil bersama.
“Pada prinsipnya, kami menolak segala bentuk hasil yang terjadi pasca pilkada ini, karena kami sadar ini politik yang tidak sehat dan Pohuwato adalah wilayah kabupaten yang besar dan potensi sumberdaya manusianya, yang maju maka tidak layak momentum pilkada hanya di selesaikan di meja bundar para elit partai,kelompok, famili serta oknum-oknum yang sama sekali tidak memikirkan kepentingan daerah dan mayoritas rakyat Pohuwato,” Tutupnya.