Wakilrakyat.co, GORONTALO — Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., akhirnya memberikan keterangan resmi terkait meninggalnya Muhamad Jeksen, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial yang wafat setelah mengikuti pendidikan dasar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala).
Dalam konferensi pers di Aula Rektorat, Selasa (23/9/2025), Eduart menekankan bahwa kampus sebelumnya telah melarang seluruh mahasiswa menyelenggarakan kegiatan di luar area universitas. Namun, aktivitas Mapala pada 18–21 September berlangsung tanpa izin dari fakultas.
“Dari hasil penelusuran, tidak ada izin dari fakultas. Ini jelas pelanggaran,” tegasnya.
Ia memastikan, pihak universitas akan memberikan sanksi tegas, baik administratif maupun akademik, kepada yang terbukti melanggar. Bentuknya bisa berupa skorsing, drop out (DO), hingga pembekuan organisasi mahasiswa.
“Kami sudah membentuk tim untuk melakukan investigasi lebih detail. Sanksi pasti akan ada, mulai dari administratif sampai akademik. Kalau pelanggarannya berat, bukan tidak mungkin organisasi akan dibekukan,” jelas Eduart.
Terkait desakan agar kasus dibawa ke ranah hukum, Eduart menegaskan kampus tidak akan menghalangi keluarga korban jika memilih jalur pidana. Namun, ia menekankan sikap hati-hati dalam mengambil keputusan.
“Banyak yang meminta saya langsung menjatuhkan sanksi atau bahkan membawa ke ranah pidana. Tapi saya harus hati-hati. Baik korban maupun yang dituduh, semua adalah anak-anak kami. Kalau keluarga menempuh jalur hukum, kami persilakan dan tidak akan menghalangi,” ujarnya.
Selain mahasiswa, pihak fakultas yang menaungi organisasi juga akan dimintai keterangan. Eduart menekankan, kasus ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh organisasi mahasiswa untuk tidak lagi mengadakan kegiatan di luar kampus tanpa izin.
“Ini pelajaran penting. Setiap ormawa yang tetap melanggar larangan akan kami tindak tegas,”