Wakilrakyat.co, Boalemo – Salah satu tim sukses (TS) Caleg DPRD Provinsi dari Partai PDI-P dilaporkan oleh masyarakat ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas dugaan pelanggaran pemilu terkait dengan bagi-bagi uang kepada masyarakat pemilih.
Berdasarkan pantauan wakilrakyat.co, salah seorang warga Tilamuta Nanang Ikano terlihat mendatangi kantor Bawaslu Kabupaten Boalemo sekitar pukul 16.30 Wita.
Kepada wakilrakyat.co, Nanang Ikano menjelaskan, bahwa dirinya melaporkan saudara Ferdi Talamu yang merupakan TS Dedi Hamzah terkait dengan dugaan pelanggaran Pemilu berkaitan dengan money politik.
“Awalnya saya ini ditelfon untuk dimintakan data nama oleh Ferdi Talamu. Katanya biar sedikit asal pasti dengan kak Dedi. Jangan banyak tapi lainnya abu-abu. Kemudian, saya kirim data-data nama. Terus tadi, saya sudah dengar ada pembagian untuk serangan fajar, yang lainnya sudah terbayar. Upin misalnya, sudah terbayar sekita 20 juta lebih untuk 400 orang,” jelas Nanang Ikano.
Nanang mengungkapkan, karena sudah dimintakan data nama, maka dirinya mendatangi Ferdi untuk menagih yang sudah dijanjikan. Namun Ferdi menyatakan sudah tidak ada lagi.
“Saya menagih yang berapa orang data dari saya ini, kata Ferdi waktu itu kasih masuk saja datanya, terus saya tanya untuk apa ini? Katanya, tenang ini untuk kita di malam hari H. Jadi saya datang ke rumahnya. Tapi kata Ferdi sudah tidak ada lagi. Kalau sudah tidak ada, kenapa tidak sampaikan dari awal,” ungkap Nanang.
Saat ditanyai soal data nama-nama akan diarahkan ke siapa, Nanang mengatakan, bahwa data itu akan diarahkan ke Dedi Hamzah, karena Ferdi merupakan Tim Sukses (TS) dari Dedi Hamzah.
“Itu data untuk Pak Dedi Hamzah, karena dia TS Pak Dedi Hamzah. Ada juga bukti uang sama saya 100 ribu pecahan 50 ribu untuk saya dan anak saya. Hanya itu yang dikasih tadi. Tadi juga dia chat ke saya disuruh ambil uang 200 ribu di rumahnya, tapi saya bilang saya lagi sibuk,” kata Nanang.
Saat dihubungi via seluler, Ferdi Talamu menjelaskan, bahwa pelapor yang mendatangi dirinya, memaksa untuk meminta uang.
“Coba tanyakan dimana bukti saya bagi uang ke orang, dia yang datang minta uang ke saya. Makanya, jawaban saya hanya seperti itu. Dia meminta Rp. 1.550.000 ke saya, untuk 31 orang. Terus saya bilang uang dari mana? Karena memang saya tidak pegang uang. Karena dia memaksa, makanya saya jawab begitu,” jelas Ferdi.
Saat dikonfirmasi Dedi Hamzah menuturkan, bahwa dirinya tak pernah melakukan upaya money politik. Kata Dedi, jangankan untuk bagi-bagi uang, untuk pasang baliho saja dirinya tak ada.
“Sedangkan untuk buat baliho saja tidak ada, bagaimana saya mau bagi-bagi uang? Coba fikirkan itu. Disaat seperti ini semua macam-macam akan muncul, namanya juga politik. Yang jelas tidak ada itu,” jelas Dedi.
Kata Dedi, ini hanya upaya dari lawan politik yang sengaja untuk menjatuhkannya. Dirinya pun memastikan, bahwa dirinya tak pernah membagikan uang ke siapapun.
“Yang jelas ini perbuatan lawan politik yang syirik. Tidak perlu saya sebut siapa. Saya pastikan tidak ada itu bagi-bagi uang, sedangkan buat baliho tidak ada. Mungkin saja ada yang bantu saya, tapi atas nama saya,” kata Dedi.