Sherman Moridu, Harapan Yang Gagal

Oleh : Gufran Yajitala (Sekretaris HPMIB, Kader Fosmat Angkatan 12)

Pada akhirnya, kita hanya bisa menganga atas kondisi yang terjadi. Menaati garis yang ditetapkan, di lahirkan, ditekan dengan dalih ketentuan, lantas dibiarkan menjadi hal biasa dan sebuah pemakluman yang sukar dipercaya.

Kita seakan-akan dikasih satu cara untuk menerima dengan berpura-pura tegar mengalami keadaan buruk itu, yakni cukup hanya mengatakan “ikuti saja pemerintah, daerah masih baik-baik sekarang” Tapi sampai kapan kejumudan semacam ini dimaklumi dan menjadi tradisi?

Saya tidak cukup yakin sebetulnya, jika pada giliranya Penjabat Bupati (Sherman Moridu) membaca tulisan ini.

Jangankan membacanya, belum sampai kepada bapak, kemungkinan pembantu (kaki tangan), barisan dan lainnya lebih awal akan menekan secara kolektif tulisan ini dengan alasan menganggu stabilitas daerah. Bukankah Daerah sudah tidak stabil dan kita dipaksa (bisu) membiarkan soal itu? Saya tidak akan munafik dalam kondisi rusak ini.

Sebelumnya, Bapak Bupati. Coretan ini sama sekali bukan hal untuk mencemarkan nama baik, menghina, menggerogoti martabat secara personalitas bapak dan apapun yang bapak anggap tidak pantas. Sama sekali tidak demikian.

Sebagai masyarakat boalemo, saya wajib menyampaikan kritikan atau pendapat secara terbuka soal kedudukan bapak sebagai Bupati – lembaga daerah yang diamanatkan undang – undang. Saya rasa, Anda cukup mafhum soal itu. Tetapi cara kerjannya sedikit beda dari biasanya. Lazimnya masyarakat, pemuda, aktivis dan sebagainya mengemukakan pendapatnya (barang kali) secara langsung, bertemu diruangan kantor bapak yang penuh kemegahan. Dibalik semua itu (bisa jadi) punya kekuatan besar saling “aman dan diamankan”. Olehnya, metode ini cukup memberi manfaat untuk saya, bapak, dan rakyat agar bisa menyadarkan semua atas kondisi hari ini dan tidak ada dusta di antara kita.
Baik saya mulai pak.

Saya ingat betul, saat boalemo dalam kondisi pergantian penjabat daerah. Pada saat itu, menguatnya harapan rakyat menginginkan Penjabat Bupati adalah putra asli daerah. Semua harapan dan cita cita itu menjadi keniscayaan. Proses panjang terjadi hingga pada akhirnya perwujudannya mengantarkan bapak adalah orang yang diharapkan itu. Sekalipun hanya, sementara sebagai pengisi kekosongan kepemimpinan daerah, tapi cita dan harapan rakyat ada disana, ada di Bapak.
Saya harus dengan lurus hati mengakui bahwa bapak adalah satu putra daerah yang potensial.

Buktinya, jejak karier bapak sebagai teknokrat cukup baik memimpin instansi daerah hingga akhirnya sampai menjadi seorang Sekretaris Daerah, panglima ASN – termasuk “pemimpin” berhasil dan sempurna. Tetapi sayangnya tidak dengan memimpin daerah sebagai Penjabat Bupati, Pak. Sebagai pemimpin harus mampu menjawab semua problematika dan tantangan dengan solusi nyata sesuai yang diamanatkan melalui Permendagri No. 4 tahun 2023. Bukan cuman menghabiskan waktu untuk kegiatan ceremonial saja, meningkatkan elektabilitas, sibuk mengurusi kepentingan tahun depan dan apa pun itu. Saya rasa bapak lebih paham, secara Bapak lulusan terbaik program doktor administrasi publik. Luar biasa, sekali.

Baik pak, saya akan mengulurkan beragam pertanyaan kepada Bapak.

Pernah tidak, bapak bersantai dengan pegawai bapak, setelah itu mendegar segala kesusahan mereka, curahan hati mereka? Atau sudah tidak bapak hadirkan satu tempat diskusi yang disitu bapak menyerahkan keleluasaan untuk melepaskan segenap unek-unek mereka, menyampaikan kritik terhadap bapak atau cuman seperlunya memberikan solusi atas rintangan mereka? Agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Sudah tidak, bapak mengarahkan semua tenaga kontrak di lingkungan Pemda Boalemo hanya untuk mengetahui apakah mereka senang dan sehat dalam melaksanakan kewajibannya secara tepat waktu sementara honor mereka sering terlambat yang demikian itu sangat mempengaruhi mereka? Pak, biaya kuliah mereka keluarkan sungguh besar dan menjadi seorang pegawai honor bukan sebuah pilihan, melainkan sebatas tuntutan semata.

Tidak hanya sampai disitu. Pernah tidak, terlintas dalam pikiran Bapak soal nasib mereka; aparat desa, guru kontrak, pegawai fungsional dan administrasi ketika gaji mereka bapak potong 65% dengan dalih ketentuan? Bukankah bapak dilantik untuk melahirkan solusi terhadap kecamuk permasalahan daerah? Atau tidak mampu memikirkan yang demikian itu, sehingga bapak dengan tegas menjadikan mereka yang telah menunaikan kewajiban sebagai korban dengan memotong haknya? Ya saya tahu. sebab gaji bapak selalu tepat waktu dan tidak pernah dipotong maka bapak tidak merasakan kesulitannya, kan?

Pak, apakah Bapak tidak melihat bahwa dibalik penghasilan mereka yang hanya 35% itu terdapat hal besar ialah kebutuhan keluarga, keberlangsungan cita anak di bangku-bangku sekolah dan bahkan hal ekonomis lain dalam kehidupan? Sering terlambat, kemudian dipotong lagi. Tidak masuk akal, kasihan.

Belum habis sampai disitu. Pak, saya baru-baru ini mendegar bahwa gaji tenaga kontrak tahun anggaran 2024 dalam APBD hanya akan dicairkan 7 bulan saja. Saya pikir hanya sebatas isu belaka, tetapi kabar ini dibenarkan oleh salah satu dari mereka – tenaga kerja yang menopang Bapak. Sudah terlambat, dipotong 65%, lantas akhirnya tidak akan menerima secara penuh gaji selama 12 bulan. Memang sudah demikian kebijakannya, Pak? Kebijakan yang tidak bijaksana!

Terakhir. Jika, toh Bapak sudah tidak mampu memimpin, bisa tidak Bapak dengan berbesar hati menyatakan mundur saja? jangan malu-malu mengakui bahwa Bapak telah gagal menjadi harapan Rakyat. segenap kita pasti mafhum kalau itu (misalkan) terjadi. Daripada, hanya akan menambah kegagalan Bapak dalam memipin daerah sebagai seorang penjabat.
Yang mulia, Bapak Sherman Moridu, Penjabat Bupati Boalemo. Masih ada sekitar 65 pertanyaan saya sebagai bentuk kritik, penilaian dan perhatian terhadap Anda untuk daerah. Hanya saja, saya masih menabungnya.

Intinya. Masyarakat sangat berharap, bahwa cita yang terus dilangitkan mereka bisa dibawa Anda ketempat yang diinginkan, semaksimal mungkin. Kalau Bapak hari ini tidak dapat melakukannya, menambah segenap rentetan luka dengan kebijakan yang merugikan dan malah mengemasi kepentingan-kepentingan lain dalam jabatan ini, maka Anda tentu menjadi harapan rakyat yang gagal secara sendirinya.

Mudah-mudahan, Anda membaca tulisan ini dengan tenang dan bijak, Pak. Tabik.

Rekomendasi Untuk Anda

Wakilrakyat.co, GORONTALO – Melalui hasil rapat pleno, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Gorontalo, memilih …

Wakilrakyat.co, GORONTALO – Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea minta Kepala Kejaksaan Tinggi Gorontalo, l …

Wakilrakyat.Co ,GORONTALO – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea menyambangi korban …

Wakilrakyat.co, Gorontalo – Polresta Gorontalo Kota yang dipimpin oleh Kabag Ops, Kompol Suharjo, SE dan …

Wakilrakyat.co, Gorontalo – Fakta persidangan Praperadilan (Prapid) terkait SP3 kasus penyelundupan puluhan kilo emas terus …

Wakilrakyat.co, Politik, GORONTALO – Beredarnya isu Marten Taha akan mendampingi Tonny Uloli jelang Pemilihan Gubernur …

Leave a Comment

Terpopuler

Archives

Jangan Copas Ya

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.