Wakilrakyat.co, Bone Bolango – Ketua Persatuan Aksi Pelajar Mahasiswa Indonesia Bone Bolango Gorontalo (PAPMIB-G) 2012-2013 Relix Jusuf Hemuto, menyoroti adanya persoalan wisuda atau penamatan mulai dari tingkat PAUD/TK hingga sekolah menengah atas.
Menurutnya, belakangan ini, ramai protes beberapa orang tua siswa di gorontalo terkait Wisuda/Penamatan baik mulai dari tingkat PAUD/TK hingga Sekolah Menengah Atas. Protes tersebut berangkat dari biaya wisuda yang dirasa membebani orang tua.
Bahkan di kecamatan kabila bone, ada juga siswa yang tidak berkesempatan ikut wisuda karena tak mampu membayar biaya tersebut.
“Pada dasarnya, kita perlu kembali mencermati makna dari acara wisuda untuk institusi pendidikan mulai dari PAUD/TK hingga SMA yang sudah diselenggarakan selama ini. Berbeda halnya dgn wisuda di Perguruan Tinggi, mereka akan memasuki dunia nyata, dunia dimana ilmunya akan diterapkan, “Katanya.
Dalam peraturan MENDIKBUD Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah, diatur bahwa dalam menyelenggarakan kegiatan bersama, pihak sekolah dan komite harus mendiskusikan/memusyawarahkan dgn para wali murid/ orang tua siswa. tak terkecuali utk acara wisuda yg bersifat tidak wajib ini.
“Oleh karena itu, acara wisuda ini sifatnya tidak wajib, hal ini mungkin sah-sah saja digelar asal tidak membebani orang tua siswa,”Ujarnya.
” Psikologisnya, kalau sudah menyangkut pendidikan anak, openu susah, mobuli oditomota-odiyamayi, wulato maa bopolihu, boli hepotemba lo baleyango, debo popowoluwo mayi lo mongodula’a,”Ucapnya.
“Baik Pemprov hingga kab/kota melalui dinas terkait, kiranya dapat mengevaluasi kembali wisuda ini. Bagi saya, hal ini bukanlah substansi pendidikan, hanya lebih kepada seremonial kelulusan saja,” Tukasnya. (Fai)