Wakilrakyat.co, Olahraga, GORONTALO – Semi final turnamen Fakultas Hukum (FH) Cup Universitas Ichsan Gorontalo, yang mempertemukan Fisip Unisan Dan Pro Justitia (Hukum). Dalam pertandingan tersebut, kebijakan wasit dinilai merugikan untuk tim Fisip FC. Sabtu (27/05/23) di TS. Futsal Kota Gorontalo.
Ihwal peluit ditiupkan oleh wasit, tim Fisip sudah lebih dulu mencuri angka. Skor 1-0 lewat tendangan Razly Pakaya. Kemudian Pro Justitia membalas menjadi skor sama 1-1.
Kedua tim saling jual beli serangan, alhasil fisip kembali memimpin 2-1 tidak lama kemudian Pro Justitia kembali menyamakan kedudukan sama 2-2.
Di babak kedua skor 2-2 untuk kedua tim. Namun, sangat disayangkan bola masuk lewat tendangan Alif hilala justru di anulir salah satu wasit yang memimpin pertandingan, dengan alasan wasit pemain hukum sudah lebih dulu melakukan pelanggaran kepada pemain fisip.
“Ketika kami menanyakan kepada wasit, katanya pemain hukum telah melakukan pelanggaran salah satu pemain kita (Indra) tapi posisinya peluang untuk fisip bola sudah masuk dan bola aktif ” Ujar salah satu pemain fisip saat memprotes wasit.
“Kami menyayangkan pihak wasit tidak bisa jeli melihat mana yang benar-benar harus ditiup pelanggaran dan mana benar-benar pelanggaran. Akan tetapi menguntungkan untuk tim,” Katanya
Sementara itu, Rahman Ramon Simon yang merupakan salah satu mahasiswa senior Fisip yang melihat pertandingan langsung tersebut, sudah mewanti-wanti bahwa fisip memang sengaja tidak akan diloloskan ke final.
Ia menilai panitia tidak tahu aturan, seharusnya tim yang satu bagan atau satu fase grup itu dipindahkan ketika lolos. Akan tetapi tim Fisip kembali dipertemukan dengan Pro Justitia kembali di partai semi final.
“Aturan macam apa ini? Kenapa Fisip kembali dipertemukan dengan tim Pro Justitia yang sebelumnya sudah pernah diperhadapkan pada face grup,” Jelasnya.
“Sudah dari awal memang Turnamen fakultas Hukum Cup Universitas Ichsan Gorontalo, tidak siap. Tidak ada perencanaan yang matang, buktinya teknikal meeting saja kita peserta tidak ada pegangan untuk aturan futsal,” Katanya.
Tidak hanya itu kata Ramon, pertandingan Fakultas Hukum Cup yang dibuat diduga memang settingannya hanya untuk dimenangkan oleh fakultas hukum.
“Kenapa demikian? Karena sesuai teknikal meeting, bahwa dalam pertandingan seharusnya alumni bisa bermain itu minimal 2 orang maksimal 3 orang. Tapi kita melihat pemain Pro Justitia justru sudah melebihi kuota yang telah disepakati,mereka sudah hampir semua alumni, Bahkan sudah ada pemain liga nasional futsal,” Tuturnya.
“Ketika sebelum bertanding, pemain fisip telah melakukan protes, kenapa satu bagan dipertemukan kembali ketua panitia? Namun, ketua panitia menjawab pres bem hukum yang telah mengatur semua, ” Kata ketua panitia.
Lebih lanjut, Ramon yang juga Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Ichsan Gorontalo berharap kedepan jika ada turnamen seperti ini seharusnya dibatasi saja.
“Kedepan kami berharap jika ada turnamen futsal seperti ini, sebaiknya dibatasi minimal semester 5. karena, kalau alumni sudah ikut juga tentunya turnamen tersebut, bisa saja ada yang mungkin dari fakultas A kemudian memperkuat fakultas B, bahkan ada yang dari kampus lain, ” Kata Ramon yang juga mantan ketua HMJ Ilmu Pemerintahan UIG.
Diketahui Pro Justitia (Hukum) setelah mengalahkan fisip 3-2, Pro Justitia mendapatkan tiket ke partai final, Dan akan melawan Vonis FC yang juga dari fakultas hukum. (Fai)