Oleh :
Anindita Van Gobel
Jumadi Morisalam Tuasikal
Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo
Wakilrakyat.co, -Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi manusia menjadi jantung dari setiap hubungan sosial. Sejak lahir, individu terlibat dalam berbagai bentuk komunikasi yang membentuk kepribadian dan perilaku mereka. Salah satu aspek penting dari interaksi ini adalah saling sapa dan saling pengaruh, yang sering kali menjadi fondasi bagi hubungan yang lebih dalam.
Saling pengaruh adalah fenomena di mana tindakan atau perilaku seseorang dapat memengaruhi orang lain dalam konteks sosial. Ini tidak hanya terjadi dalam hubungan pribadi tetapi juga dalam dinamika kelompok yang lebih besar. Para peneliti mengungkapkan bahwa saling pengaruh dapat terjadi melalui berbagai cara, termasuk komunikasi langsung.
Gambar : Soucer Google
Saling sapa merupakan bentuk interaksi awal yang sering kali menjadi pemicu percakapan. Sapaan sederhana seperti “halo” atau “selamat pagi” bukan hanya sekadar formalitas, tetapi memiliki dampak signifikan dalam membangun hubungan sosial. Menurut para ahli psikologi, Ketika seseorang menyapa orang lain, itu menunjukkan bahwa mereka menghargai keberadaan satu sama lain. Sapaan yang ramah juga dapat menciptakan atmosfer yang lebih nyaman dalam interaksi sosial, serta menunjukkan kepedulian terhadap keadaan orang lain.
Interaksi manusia memiliki dampak yang luas baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Dampak positif dari interaksi ini mencakup pengembangan diri melalui pembelajaran dari orang lain serta peningkatan kesejahteraan emosional melalui
melalui media sosial.Kepribadian individu memainkan peran penting dalam hal ini; mereka yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung lebih mampu memengaruhi orang lain dibandingkan dengan introvert. Orang-orang ekstrovert sering kali lebih terbuka dalam berbagi pemikiran dan perasaan mereka, sehingga membuat orang lain merasa lebih nyaman untuk terlibat dalam diskusi.Lingkungan sosial juga berkontribusi pada tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Misalnya, seseorang yang tinggal di komunitas yang mendukung kolaborasi dan keterlibatan sosial mungkin akan lebih berpengaruh dibandingkan dengan mereka yang tinggal di lingkungan yang lebih tertutup.
Gambar: Soucer Goolge
Pengalaman hidup seseorang dapat membentuk cara mereka berinteraksi dan memengaruhi orang lain. Individu dengan pengalaman positif cenderung lebih optimis dan mampu memberikan pengaruh positif kepada orang lain di sekitarnya. Sebaliknya, pengalaman negatif dapat membuat seseorang menjadi skeptis dan kurang terbuka terhadap interaksi sosial.Di era digital saat ini, media sosial memainkan peran besar dalam saling pengaruh. Konten yang dibagikan di platform ini dapat memiliki dampak luas terhadap opini dan perilaku masyarakat. Misalnya, sebuah postingan tentang isu sosial tertentu dapat menyebar dengan cepat dan memengaruhi pandang.
hubungan sosial yang positif. Interaksi antarindividu juga dapat memperkuat ikatan komunitas dan menciptakan rasa solidaritas di antara anggota masyarakat.Namun, tidak semua interaksi membawa dampak positif. Interaksi yang buruk atau tidak sehat dapat menyebabkan konflik antarindividu atau kelompok. Terkadang, individu merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan norma atau harapan sosial tertentu. Selain itu, kurangnya interaksi atau hubungan sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi di kalangan individu.Dampak negatif dari interaksi manusia juga bisa terlihat dalam konteks media sosial. Meskipun platform-platform ini memungkinkan orang untuk terhubung.
Gambar: Soucer Goolge
Budaya memiliki peran penting dalam membentuk cara manusia berinteraksi satu sama lain. Setiap budaya memiliki norma dan nilai yang berbeda mengenai komunikasi dan interaksi sosial. Dalam budaya timur, misalnya, saling menghormati dan sopan santun sangat dijunjung tinggi dalam interaksi sehari- hari. Hal ini terlihat dari bagaimana orang- orang saling menyapa dengan penuh hormat kepada orang tua atau atasan mereka.Sebaliknya, dalam budaya barat, komunikasi cenderung lebih langsung dan terbuka. Di banyak negara Barat, mengungkapkan pendapat secara terbuka dianggap sebagai tanda kepercayaan diri dan keterbukaan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa konteks budaya sangat mempengaruhi Langkah kita interaksi sesama yang lain. Selain itu, pergeseran budaya akibat globalisasi juga mempengaruhi cara kita berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya akses informasi yang lebih luas melalui internet, nilai-nilai budaya baru mulai muncul dan memengaruhi cara kita berkomunikasi. Misalnya, generasi muda saat ini lebih terbuka terhadap konsep keberagaman dan inklusi dibandingkan generasi sebelumnya.
Keterampilan mendengarkan adalah salah satu aspek kunci dari komunikasi efektif. Ketika seseorang merasa didengar dan dipahami, mereka cenderung lebih terbuka untuk berinteraksi lebih lanjut. Mendengarkan aktif melibatkan perhatian penuh terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicara serta memberikan umpan balik yang relevan.Selain itu, penggunaan bahasa tubuh juga memainkan peran penting dalam komunikasi interpersonal. Ekspresi wajah, kontak mata, serta postur tubuh dapat memberikan sinyal tambahan tentang perasaan dan niat kita saat berinteraksi dengan orang lain.Dalam dunia profesional, keterampilan komunikasi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan karier seseorang. Kemampuan untuk menyampaikan ide dengan jelas serta menjalin hubungan baik dengan rekan kerja sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.
Gambar: Soucer Goolge
Di era digital saat ini, interaksi manusia mengalami transformasi besar-besaran akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi satu sama lain secara signifikan. Platform-platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memungkinkan individu untuk terhubung dengan teman-teman lama maupun baru tanpa batasan geografis.Namun demikian, meskipun media sosial menawarkan kemudahan dalam berinteraksi, ada tantangan tersendiri yang muncul bersamaan dengan perkembangan teknologi ini. Salah satu tantangan terbesar adalah ilustrasi “echo chamber. Hal ini dapat memperkuat bias kognitif dan mengurangi kemampuan kita untuk memahami sudut pandang orang lain.Selain itu, ketergantungan pada komunikasi digital dapat mengurangi kualitas interaksi tatap muka kita. Banyak orang merasa canggung atau tidak nyaman saat harus berbicara langsung dengan orang lain setelah terbiasa berkomunikasi melalui layar gadget mereka.Meskipun demikian, teknologi juga menawarkan peluang baru untuk meningkatkan interaksi manusia. Video call misalnya telah menjadi alternatif bagi pertemuan fisik selama pandemi COVID-19 lalu. Dengan adanya teknologi ini, individu masih bisa menjalin hubungan meskipun terpisah jarak jauh.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dalam interaksi manusia di era modern ini diperlukan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga kualitas hubungan interpersonal kita.Pertama- tama adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya komunikasi tatap muka meskipun teknologi menawarkan kemudahan berinteraksi secara virtual. Mengatur waktu untuk bertemu langsung dengan teman atau keluarga setidaknya sekali seminggu bisa membantu memperkuat ikatan emosional antara individu.Kedua adalah mengembangkan keterampilan empati dalam setiap interaksi kita baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Gambar: Soucer Goolge
Saling sapa dan saling pengaruh merupakan dua aspek penting dari interaksi manusia yang membentuk hubungan antarindividu. Memahami dinamika ini tidak hanya membantu kita berkomunikasi lebih efektif tetapi juga memperkaya pengalaman sosial kita secara keseluruhan.Dengan mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi kita sehari-hari serta tantangan-tantangan di era digital saat ini , kita dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih harmonis.